Skip to main content

Naik Kereta dari Banjarnegara ke Jakarta

Hari ini setelah hari-hari sebelumnya membahas tentang jahit menjahit, tiba-tiba muncul keinginan untuk menulis perjalanan saya selama ini dari Banjarnegara ke Jakarta. Kok bisa?

Bagi yang tahu posisi Banjarnegara atau pernah ke sana mungkin akan bertanya-tanya kok bisa naik kereta? Memang sih, jalur kereta api yang melewati kota ini sampai saat ini belum ada lagi, tapi konon kata Bapak saya dulunya kereta api ada yang melewati kotaku sampai Wonosobo sebelum akhirnya dibekukan. Belakangan santer terdengar kalau PT.KAI akan menghidupkan jalur ini lagi, yah kita tunggu aja.

Sejak akhir 2013 saya pindah ke Jakarta, saya memutuskan untuk naik kereta aja dibanding naik moda transportasi lainnya seperti bus atau travel. Dari segi waktu, kereta jauh lebih hemat waktu karena nyaris tanpa halangan, tempat duduk nyaman, bisa jalan-jalan di dalam gerbong. Saya menggunakan kereta dengan menumpang dari Stasiun Purwokerto, seperti ini loh penampakan dalam stasiunnya..


Lagi sepi, saya datangnya kecepetan....


Lalu bagaimana akses dari Banjarnegara ke Stasiun Purwokerto?
Saya biasanya kalau tidak diantar langsung ke stasiun ya nge-bus, naik bus jurusan purwokerto (bisa yang dari wonosobo, bisa juga bus dari semarang), turun di terminal bulu pitu purwokerto (pemberhentian terakhir bus, tidur juga ga papa ya, mentok). Dari terminal, kita bisa naik angkot G1 dengan ongkos Rp 4.000 ke stasiun, tapi jangan kaget, ngetemnya lama bisa setengah jam lebih, belum lagi jalannya kaya keong padahal stasiun lumayan jauh. Biasanya kalau saya masih punya spare waktu sekitar  satu jam-an, saya masih mau nunggu angkot, tapi kalau kurang dari satu jam dan angkotnya kosong lebih baik saya balik kanan ke tempat taksi, taksi disini pakai argo kok dan kita bisa nanya dulu, biayanya sekitar 30an ribu ditambah parkir 5ribu kalau sampai masuk stasiun, biasanya saya turun di jalan depan stasiun dan tinggal nyeberang aja.

Seperti ini perjalanan yang saya lewati dari purwokerto ke Jakarta


Ijo royo-royo sawah sepanjang jalan...
Nah ini sepertinya saya naik Fajar Utama Yogya atau Sawunggalih, lupa..

Kalau dari purwokerto biasanya saya prefer naik Purwojaya sekitar pukul 16.10 dan sampai Jatinegara 21.30, see cuma 5.5 jam ya dan disambung lagi naik KRL jurusan Bogor ke kost. Kalau ga dapat Purwojaya, pilihan lain adalah Fajar Utama Yogya berangkat pagi pukul 10 kurang atau Sawunggalih pukul 09.00, mepet-mepet ya Taksaka pagi pukul 11.00an. Kenapa naik bisnis terus? kenapa ga yang ekonomi? jawabannya adalah karena yang ekonomi kadang lebih mahal dari bisnis, dan kursinya hadap-hadapan jadi kurang nyaman. Kalau bisnis aja kadang suka mati Ac, apa kabar ekonomi yang duduknya empat berhadapan? ya lebih panas lagi, belum lagi kadang bawaan yang overload dan ditaruh di bawah kaki di sela-sela kursi, itu kan mengganggu penumpang yang lain jadi ga bisa gerak (in my opinion loh ya, no offense, setiap orang berhak berpendapat ya kakak).

Nah kalau balik dari Jakarta, biasanya saya pilih kereta yang pagi sekalian atau malam sekalian. Kalau pagi, saya prefer Fajar Utama Yogya dari Stasiun Pasar Senen yang berangkat pukul 06.15an dan sampai purwokerto sekitar 11.30an. Kalau malam saya pilih Senja Utama Solo yang berangkat pukul 22.00an kalau ga salah dari Stasiun Pasar Senen atau Purwojaya dari Stasiun Gambir pukul 22.15an, sampai purwokertonya hampir bersamaan lah pukul 03.30an pagi.

Bagaimana kalau sampai pagi buta seperti itu?
Karena saya perempuan, saya memilih menunggu pagi di dalam stasiun, duduk di bangku tunggu dan kadang ketiduran juga sampai waktu shubuh sholat dulu di mushola, sekitar pukul 05.00an saya baru keluar dari stasiun nyari taksi yang argo (kuncinya nanya ya), karena jam segitu belum ada angkot, kalau mau naik angkot sekitar pukul 06.00 lewat, angkotnya G1 atau G2, bisa juga yang lain, pokoknya tanya aja ke sopirnya mau ke terminal apa engga.

Kalau kalian belum pernah naik kereta, fyi kalian bisa beli tiket langsung on the spot di loket pembelian dengan menyiapkan KTP dan mengisi formulir tapi resikonya bisa saja tiketnya udah habis. Untuk pemesanan tiket sebenarnya kita sangat dimudahkan dengan adanya internet, kita bisa tahu tiket masih available atau ga, harganya juga, kalian bisa lihat aja di situs KAI atau searching aja di google tentang tata cara beli tiket online.

#Ini pengalamanku, mana pengalamanmu?


Comments

Unknown said…
hai aku ingin menanyakan tarif nih

kira-kira berapa tarif sekarang untuk perjalanan dari stasiun-banjarnegara? tepatnya di daerah kantor bupati banjarnegara.

Terimakasih sebelumnya
Umi said…
Untuk Purwokerto ke Banjar tarifnya sekitar 200.000 perjalanan 1.5-2 jam, biasanya ada yg menawarkan borongan (taksi hitam maupun taksi resmi), ada juga yang mau pakai argo (taksi resmi) tapi harganya jatuhnya ga jauh-jauh dari angka tadi sekitar 200an.

Kalau sendirian, naik ojek aja ke shuttle bus sumber alam jurusan semarang/yogya yang lewatnya Banjar (mungkin ojeknya 15000an), shuttle ini bisa berhenti di alun-alun (depan pemda).

Popular posts from this blog

[Reviu] Belanja Webbing di Toko Luthan Tanah Abang

Luthan. Apa yang ada di benak teman-teman crafter kalau mendengar kata luthan? Yes, webbing yang berwarna-warni dong ya :) Weekend kemarin, tepatnya hari Sabtu akhirnya kesampaian juga ke toko Luthan setelah sekian lama memendam hawa nafsu untuk belanja kesana :) Sebenarnya sudah lama tahu toko luthan, termasuk lokasinya juga, tapi karena toko ini ga buka di hari minggu jadilah aku kesulitan mengatur waktu. Toko luthan ini beralamat di Jalan KH. Mas Mansur No 19, Kebon Kacang dekat dengan Cosmo terrace (thamrin city). Jalur ini termasuk jalur yang padat karena banyak mobil loading barang di daerah Mas Mansur, terlebih jalannya relatif sempit untuk ukuran Jakarta. Fyi, di Jalan Mas Mansur ini berjejer toko bahan tas, ada toko Soember Baroe, ada Sylvania, dan yang lainnya, tapi aku baru sempet ke Luthan aja ya jadi ceritanya ini tentang toko bernama luthan. Untuk sampai ke luthan aku menumpang KRL jurusan angke/jatinegara/kampung bandan dari stasiun Manggarai...

Rekomendasi Buku Belajar Menjahit Baju dengan Pecah Pola

Bismillaah Hai, hallo...assalamu'alaikum Udah lama banget ga nulis lagi, kehilangan semangat dan ide mau share tentang apa. nah mumpung pagi-pagi ketemu ide, disempetin deh coret-coret. Untuk kali ini aku mau share tentang isi buku menjahit yang sangat recommended bagi newbie yang ingin belajar menjahit baju ala-ala Jepang. Buku ini diterbitkan dalam 5 vol oleh Bunkaquen Bunka Publishing Bureau Jepang. Kita intip satu-satu ya 1. Clothes Pattern School Vo. I Tops Penulis buku vol 1 ini bernama Maruyama Harumi Buku diterbitkan 12 Februari 2014 berisi 172 halaman ukuran A4 Nomor ISBN 978-4-579-07342-9 Buku ini dilengkapi dengan pola basic atasan dengan size 5-12 (9 size). Selanjutnya kita lihat isi dalam buku ini, bagian  pertama adalah model baju atasan yang kadi proyek dalam buku ini, ada 8 proyek seperti foto di bawah ini: Isi selanjutnya adalah cara mengambil ukuran untuk membuat pola baju atasan basic. Untuk contoh cara pecah pola...

(Bukan) Tutorial Menjahit Sling Bag

Jangan tertipu judul ya.... Tulisan kali ini pengin sharing tentang menjahit sling bag.. Jadi ceritanya kemarin sebelum lebaran aku pesen pola ke anggota group fb Craftalova, ada tiga pola tapi baru satu yang sling bag yang aku bikin... Aku milih model ini karena ga kebanyakan pola, jadi polanya cuma ada empat: 1. Main Body 2. Flap 3. Gusset 4. Lidah zipper Jadi yang perlu dibuat cuma 1. Main Body (2xouter, 2xinner) 2. Flap (1xouter, 1xinner) 3. Gusset (1xouter, 1xinner) 4. Lidah zipper (2xouter, 2x inner) Tingkat kesulitan pola sling bag ini, medium lah... Karena polanya ada lengkungannya baik main body maupun flap, tapi untuk pola satu ini aku merasa lebih bisa menaklukan (cieee) dengan kecepatan mesin jahit yang dikecilin tentunya. Untuk flap ga terlalu bermasalah, yang agak susah itu jahit gusset dengan main body, tapi gak sesusah jahit bottomnya poppy doctor bag, sure..... Kain yang aku gunakan adalah kain linen, (kotak2 beli di ratu busana, motif m...