Skip to main content

Trip to Pekanbaru

Gak berasa udah Oktober aja, and this is my first article for this month
Minggu kemarin aku dapat kesempatan pergi ke ibukota provinsi Riau yang nun katanya panas sangat.
Kami berangkat dari terminal 3 Soetta yang bikin kaki rasa keju barbeque, jalan kakinya jauh bangetttttt, pengen nangis ngelus-elus kaki.


Tiba di Riau sekitar pukul 12.15
Kesan pertama keluar bandara, belum kerasa panas banget karena cuacanya mendung mendayu-dayu.
Kebetulan kami dijemput oleh teman kantor kami dan langsung menuju lokasi kegiatan di kantor, nah sepanjang perjalanan itu baru kerasa panasnya. Sepanjang jalan kesan yang bisa kutangkap adalah gersang, ga tahu kenapa....
Menyusuri jalanan pekanbaru jadi inget lampung, banyak ornamen khas sumatera/melayu di bangunan-bangunannya, inget siger-nya lampung yang di kalianda...

Atas rekomendasi temen-temen kantor, kami menginap di hotel pangeran di jalan jenderal Sudirman, dekat flyover, dekat juga ke Bandara, sekitar 15 menitan. Katanya si hotel ini yang paling recommended disini...

Aku ga tahu ini masuk kamar jenis apa, yang penting masuk rate aja :)
Sempet jepret buat referensi temen-temen yang mau ke pekanbaru..

Ruangan kamarnya oke, standar ya...Ac-nya dingin banget untuk pekanbaru


Disediain sajadah, jarang-jarang nih..


Si fat sling bag-nya ikutan ke pekanbaru..

Yang agak jadul dan kesannya kurang terawat itu kamar mandinya, bathub-nya ada noda yang sudah mengarat, dan lantai tegelnya juga jadul..


Nah yang agak parah tu closet-nya, kesannya kotor ga terawat, sampai aku gosok-gosok pakai tissue dulu untuk mastiin itu noda beneran atau gimana, ternyata tissue-nya bersih, jadi emang noda yang udah mengarat sama kaya bathub...


Menurutku si, emang udah harus direnov kamar mandinya, peremajaan barang-barangnya biar kesannya bersih dan nyaman makainya..

Wastafelnya juga terkesan jadul, gda penyaringnya lagi di lubang pembuangan airnya, jadi ngeri aja kalo cincin atau apa jatuh kebawa air..


Kalau masalah breakfast, menunya aku suka, ada khas sumatera, ada menu netral juga, yang seru banyak jajan pasarnya kaya lupis, surabi walaupun ga sempat makan tapi seneng aja pak bos lahap makan dengan bahagia.

Ohya selama di pekanbaru, kami justru makannya bukan makanan khas pekanbaru, tapi mi ayam dan bakso karena pak bos sukanya makan bakso. Hari pertama, kami makan mi ayam pakdhe di belakang restoran koki sunda, kuah mi ayamnya enak, manis gurih....rasanya agak jawa, ada juga sate telur puyuh, sate kerang, tahu, telur rebus.

Malamnya, lanjut makan di Koki Sunda, kerennya mereka punya SOP untuk menyelesaikan pesanan dalam waktu 18 menit pada weekdays, kalau rasa masakannya ya biasa aja, aku kurang cocok karena dasarnya aku ga begitu cocok dengan makanan sunda. Yang lucu, waktu kami nanya seporsi karedok bisa untuk berapa orang, dijawab empat orang dan begitu datang kami bengong, yang datang sepiring standar makan satu orang aja pun gak kenyang, belum lagi tempe gorengnya kaya kripik, mini size banget mah...untungnya gurami yang kami pesan datang dalam ukuran normal untuk dimakan bertiga :)

Harga makanan di koki sunda relatif murah, untuk menu berempat, kami hanya perlu membayar sekitar Rp 220.000

Hari berikutnya, kami masih disibukkan nyari bakso lagi setelah acara di kantor usai, kali ini diarahkan untuk ke Bakso Ronggo, di jalan Ronggowarsito. Baksonya bakso solo, yang jualan pun orang karanganyar, rasanya khas solo, kuahnya gurih, pentolnya berasa daging. Secara harga pun murah, satu mi ayam bakso, lima bakso, empat es, cuma Rp 87.000.

Untuk oleh-oleh, kami belanja di Kembang Sari, pusat oleh-oleh khas pekanbaru di jalan sudirman. Awalnya kami sempat ke pasar bawah, tapi aku ga mau turun, ga bisa nawar dan panas  euy, padahal kata temen-temen bayak jajanan import disana.

Kalau di Kembang Sari, ada juga jajanan import, seperti kue merk Apollo, Oat, kopi, cokelat, dan makanan khas Riau, ada kerupuk ikan, getas, lempok durian, pancake durian, kue kemojo, kue kacang, ada juga kopi khas Riau. Karena pada dasarnya aku ga doyan durian, jadi aku ga tertarik beli dunia durian.

Hari ketiga kami bersiap pulang ke Jakarta setelah berpamitan ke kantor, dan masih pula hunting bakso di bandara, ketemu juga di lantai dua. Secara rasa sih enak, lebih enak dari bakso ronggo, dagingnya lebih mantap, tapi harganya dong, you know lah bandara gitu, bertiga aja habis Rp 150.000an untuk tiga mangkok bakso dengan tiga es teh #huh

#Ini pengalamanku

Comments

Popular posts from this blog

[Reviu] Belanja Webbing di Toko Luthan Tanah Abang

Luthan. Apa yang ada di benak teman-teman crafter kalau mendengar kata luthan? Yes, webbing yang berwarna-warni dong ya :) Weekend kemarin, tepatnya hari Sabtu akhirnya kesampaian juga ke toko Luthan setelah sekian lama memendam hawa nafsu untuk belanja kesana :) Sebenarnya sudah lama tahu toko luthan, termasuk lokasinya juga, tapi karena toko ini ga buka di hari minggu jadilah aku kesulitan mengatur waktu. Toko luthan ini beralamat di Jalan KH. Mas Mansur No 19, Kebon Kacang dekat dengan Cosmo terrace (thamrin city). Jalur ini termasuk jalur yang padat karena banyak mobil loading barang di daerah Mas Mansur, terlebih jalannya relatif sempit untuk ukuran Jakarta. Fyi, di Jalan Mas Mansur ini berjejer toko bahan tas, ada toko Soember Baroe, ada Sylvania, dan yang lainnya, tapi aku baru sempet ke Luthan aja ya jadi ceritanya ini tentang toko bernama luthan. Untuk sampai ke luthan aku menumpang KRL jurusan angke/jatinegara/kampung bandan dari stasiun Manggarai...

Rekomendasi Buku Belajar Menjahit Baju dengan Pecah Pola

Bismillaah Hai, hallo...assalamu'alaikum Udah lama banget ga nulis lagi, kehilangan semangat dan ide mau share tentang apa. nah mumpung pagi-pagi ketemu ide, disempetin deh coret-coret. Untuk kali ini aku mau share tentang isi buku menjahit yang sangat recommended bagi newbie yang ingin belajar menjahit baju ala-ala Jepang. Buku ini diterbitkan dalam 5 vol oleh Bunkaquen Bunka Publishing Bureau Jepang. Kita intip satu-satu ya 1. Clothes Pattern School Vo. I Tops Penulis buku vol 1 ini bernama Maruyama Harumi Buku diterbitkan 12 Februari 2014 berisi 172 halaman ukuran A4 Nomor ISBN 978-4-579-07342-9 Buku ini dilengkapi dengan pola basic atasan dengan size 5-12 (9 size). Selanjutnya kita lihat isi dalam buku ini, bagian  pertama adalah model baju atasan yang kadi proyek dalam buku ini, ada 8 proyek seperti foto di bawah ini: Isi selanjutnya adalah cara mengambil ukuran untuk membuat pola baju atasan basic. Untuk contoh cara pecah pola...

(Bukan) Tutorial Menjahit Sling Bag

Jangan tertipu judul ya.... Tulisan kali ini pengin sharing tentang menjahit sling bag.. Jadi ceritanya kemarin sebelum lebaran aku pesen pola ke anggota group fb Craftalova, ada tiga pola tapi baru satu yang sling bag yang aku bikin... Aku milih model ini karena ga kebanyakan pola, jadi polanya cuma ada empat: 1. Main Body 2. Flap 3. Gusset 4. Lidah zipper Jadi yang perlu dibuat cuma 1. Main Body (2xouter, 2xinner) 2. Flap (1xouter, 1xinner) 3. Gusset (1xouter, 1xinner) 4. Lidah zipper (2xouter, 2x inner) Tingkat kesulitan pola sling bag ini, medium lah... Karena polanya ada lengkungannya baik main body maupun flap, tapi untuk pola satu ini aku merasa lebih bisa menaklukan (cieee) dengan kecepatan mesin jahit yang dikecilin tentunya. Untuk flap ga terlalu bermasalah, yang agak susah itu jahit gusset dengan main body, tapi gak sesusah jahit bottomnya poppy doctor bag, sure..... Kain yang aku gunakan adalah kain linen, (kotak2 beli di ratu busana, motif m...